Profil Desa Karangpakel
Ketahui informasi secara rinci Desa Karangpakel mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Karangpakel Trucuk Klaten yakni desa dengan pembagian wilayah terbanyak di Kecamatan Trucuk, terdiri dari 16 dukuh. Desa ini dikenal dengan julukan "Kampung Onthel" karena komunitas aktif sepeda onthel yang merawat dan mengoleksi sepeda peninggalan l
-
Pusat Komunitas Budaya Onthel
Dikenal sebagai "Kampung Onthel" karena memiliki Komunitas Onthel Karangmojo (Konek), yang secara swadaya merawat dan mengoleksi sepeda onthel warisan leluhur, menjadikannya ikon wisata minat khusus.
-
Struktur Desa Terbanyak
Merupakan desa dengan jumlah dukuh terbanyak di Kecamatan Trucuk, yakni dukuh, menunjukkan struktur sosial yang kompleks dan terperinci.
-
Lokasi dan Batas Strategis
Berbatasan langsung dengan Desa Ngemplak, Kalikotes, Wanglu, Trucuk dan Krakitan, menempatkannya di persimpangan strategis yang menghubungkan wilayah barat, utara, dan selatan kecamatan.
Desa Karangpakel (bahasa Jawa: Karangpakèl), yang terletak di Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, ialah salah satu desa yang menonjolkan kekayaan warisan budaya komunal. Desa ini meraih popularitas berkat julukan "Kampung Onthel", yang mencerminkan upaya kolektif masyarakat dalam melestarikan sejarah melalui sepeda tua. Secara geografis, Karangpakel memegang posisi penting di Kecamatan Trucuk, yang dikenal sebagai salah satu kecamatan terpadat di Kabupaten Klaten.
Kedudukan Geografis dan Struktur Administrasi
Desa Karangpakel berada di Kecamatan Trucuk, yang letaknya sekitar kilometer ke arah tenggara dari pusat Kota Klaten. Kecamatan Trucuk sendiri dikenal sebagai daerah dataran rendah dengan ketinggian sekitar
meter di atas permukaan laut (MDPL).
Secara spesifik, Karangpakel memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Berbatasan dengan Desa Ngemplak dan Desa Kalikotes
Berbatasan dengan Desa Wanglu
Berbatasan dengan Desa Trucuk
Berbatasan dengan Desa Krakitan
Desa Karangpakel memiliki struktur pembagian wilayah yang paling banyak di Kecamatan Trucuk. Desa ini terdiri dari dukuh, jauh lebih banyak dibanding desa lain di kecamatan tersebut. Jumlah dukuh yang banyak ini menunjukkan keragaman komunitas dan perlunya koordinasi tata kelola yang efektif.
Meskipun luas wilayah Desa Karangpakel tidak dicantumkan secara pasti, Kecamatan Trucuk secara keseluruhan memiliki luas kilometer persegi dengan kepadatan penduduk yang tinggi, yaitu
jiwa per km$^2$ (berdasarkan sensus
). Desa dengan penduduk terbanyak di Trucuk yakni Desa Kalikebo (
jiwa), sementara jumlah penduduk terendah di Mandong (
jiwa). Karangpakel, dengan jumlah dukuh terbanyak, diperkirakan memiliki populasi yang signifikan dalam rentang tersebut, dan kepadatan penduduk yang juga tinggi, sebanding dengan rata-rata kecamatan.
Potensi Budaya: Komunitas Onthel dan Pelestarian Warisan
Potensi utama dan daya tarik Desa Karangpakel terletak pada aspek budaya dan sosial, yakni keberadaan Komunitas Onthel Karangmojo (Konek). Desa ini dijuluki "Kampung Onthel" karena inisiatif warga untuk merawat dan mengoleksi sepeda onthel yang sebagian besar merupakan peninggalan leluhur mereka.
Aktivitas ini bermula ketika sekelompok warga secara swadaya mulai merawat sepeda-sepeda tua yang sebelumnya tidak terurus, dengan umur sepeda yang bahkan mencapai lebih dari tahun. Komunitas ini berkembang pesat, melibatkan berbagai lapisan masyarakat mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, hingga kalangan remaja. Konek berfungsi sebagai wadah untuk kegiatan komunal, mempromosikan pariwisata minat khusus, dan melestarikan warisan benda. Sepeda onthel ini bukan sekadar alat transportasi, melainkan simbol sejarah dan kekeluargaan yang diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan Desa Karangpakel sebagai destinasi unik berbasis budaya sepeda.
Tata Kelola Desa dan Program Kesejahteraan
Pemerintah Desa Karangpakel menunjukkan fokus pada tata kelola yang modern dan program kesejahteraan masyarakat. Kegiatan rutin yang dilaksanakan mencakup penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Desa, sebuah upaya nyata dalam menanggulangi kemiskinan dan meningkatkan daya beli warga.
Selain itu, Desa Karangpakel juga memperhatikan aspek kesehatan masyarakat. Hal ini terlihat dari adanya program Posyandu Jiwa yang mengusung slogan "JOSSSS" (Jagongi Obati Sambangi Srawungi Sampai Sembuh). Program ini merupakan inisiatif yang penting untuk memberikan perhatian dan dukungan kepada warga yang mengalami masalah kesehatan mental, menunjukkan kepedulian desa terhadap kesejahteraan holistik masyarakat. Upaya-upaya ini mengukuhkan Pemerintah Desa sebagai agen pembangunan yang tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada keseimbangan sosial, kesehatan, dan kelestarian warisan budaya.
